MARI MERENUNG SEJENAK

Ya, peristiwa yang terjadi di negeri ini maupun negeri lain, lebih banyak berkaitan dengan kaum muslimin.

Sis and gan rahimakumullah, Mesir bergolak, mendidih dan berdarah. Banyak kaum muslimin yang menjadi korban tangan-tangan kotor laknatullah. Pada 14 Agustus 2013 selama 7 jam, lebih dari 2000 orang rakyat Mesir meninggal dunia dibantai militernya sendiri di bawah komando Jenderal Abdel Fattah as-Sisi. Mesir masih berdarah. Kesel, marah, sebel, sedih dan perasaan lainnya campur aduk ngelihat saudara-saudara kita diperlakukan seperti itu. Okelah, kejadian di Mesir memang ‘judul utamanya’ soal kekuasaan dan politik dibalut intrik pengkhianatan. Tetapi, apakah militer Mesir harus memilih jalan kekerasan dan pembantaian untuk mencari jalan keluarnya? Alhasil, korbannya tetap rakyat dan kaum muslimin pula. Astaghfirullah.

Lain Mesir, lain pula Suriah, Palestina, Afghanistan, Irak, dan juga Rohingya. Di negeri-negeri ini, kaum muslimin juga menderita. Bedanya, di Suriah lebih dari 200 ribu kaum muslimin, justru dibantai oleh pemimpinnya sendiri yang berpaham syiah. Palestina? Jelas kaum muslimin di sana sudah dirampas haknya sejak Israel merebut tanahnya di tahun 1948 silam.

Bagaimana dengan Afghanistan dan Irak? Menyedihkan! Karena sejak Amerika Serikat mengumumkan perang melawan terorisme di akhir tahun 2001, kedua negeri ini porak-poranda dan puluhan ribu rakyatnya, yang tentu saja banyak kaum muslimin terbunuh, jutaan lainnya menderita secara fisik dan mental. Satu lagi, Rohingya. Ya, kaum muslimin di negeri ini diperangi, dizalimi, dibunuh oleh penguasanya. Di Rohingya (Burma) ini kaum muslimin memang minoritas.

Sis and gan rahimakumullah, saudara kita di Suriah, Irak, Palestina dan Afghanistan siap menggelorakan semangat jihad untuk melawan musuh-musuh Islam dan kaum muslimin yang telah menzalimi mereka. Khusus untuk Mesir, kita juga empati bahwa mereka dizalimi pemimpinnya sendiri. Itu sebabnya, kamu jangan cuek menyaksikan kejadian ini. Coba, ketika saudara seakidah kita di sana meregang nyawa ditembus peluru musuh atau dari pemimpinnya yang zalim, kira-kira kita sedang ngapain? Main basket? Nonton film dan konser musik boyband? Atau tidur nyenyak? Atau malah sedang tawuran dengan teman sekolah lain? Ironi bukan?

Bagaimana pula ketika teman-teman kita menderitadi pengungsian (khususnya di Rohingya) akibat diusir dari negeri mereka sendiri, kita sedang berbuat apa? Main game? Pacaran? Seks bebas? Atau sedang asik melahap makanan ‘bule’ di resto kelas wahid dengan harga selangit dan mentingin gengsi supaya disebut anak gaul dan keren? Lalu dimana rasa peduli kita terhadap saudara sendiri? Sekali lagi, kita bersaudara, bahkan seharusnya merasa sakit bila saudara kita disakiti dan merasa senang bila saudara kita berhasil. Sudahkah kita memiliki rasa itu?

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir r.a berkata: Rasulullah saw. bersabda:“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan saling mencintai adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badannya merasa kesakitan, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit”(HR Bukhari-Muslim)

Kita harus peduli dengan nasib saudara kita di belahan bumi manapun termasuk tentunya di negeri kita sendiri.

Mengapa kaum muslimin tak berdaya?
Rasulullah saw. bersabda: “Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka”. Salah seorang shahabat bertanya: “Apakah karena kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit?” Rasulullah menjawab: Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat banyak jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketikaitu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menancapkan di dalam hati kalian ‘wahn’”. Seorang sahabat Rasulullah bertanya:“Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ‘wahn’ itu?” Dijawab oleh Rasulullah saw.:“Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati.”(at-Tarikh al-Kabir, Imam Bukhari;Tartib Musnad Imam Ahmad XXIV/31-32; “Sunan Abu Daud”, hadis No. 4279)

Sis and gan rahimakumullah, Kita jadi bertanya kepada seluruh kaum muslimin (termasuk diri kita sendiri di dalamnya), “Apa kabar kaum muslimin?” Jawabannya sungguh memilukan. Sembari tentunya untuk jangka pendek secara teknis, kita berikan perhatian kita dengan kontribusi pemikiran terbaik, infak terbaik, bantuan fisik terbaik sebisa kita, dakwah terbaik, dan doa-doa yang senantiasa dipanjatkan untuk kebaikan seluruh kaum muslimin di berbagai belahan dunia. Allahuakbar! -gaulislamdotcom
Suka ·  · Promosikan · 

Komentar

Postingan Populer